Posts Tagged ‘kurang gizi’
Penyakit Anak di Era Globalisasi, Anak-anak Bergizi Buruk dari Keluarga Kaya
Posted Januari 8, 2009
on:Habbatussauda obat segala macampenyakit kecuali kematian (HR. Bukhari – Muslim) Madu obat yang menyembuhkan bagi manusia (QS: An-Nahl: 69) Untuk Konsultasi dan pemesanan Hubungi Bin Muhsin di 085227044550 / 021-91913103 email: binmushin_group@yahoo.co.id
Seperti dialami Deva Setiawan, bayi berumur 9 bulan, putra pasutri Ny Nina Aryati, 33, dan Arif Ramdhani, 35. Bayi yang tergolek lemah di RS Internasional Nginden Intan Surabaya ini kurus kering.
Dokter mendiagnosa Deva menderita radang paru-paru dan gizi buruk. “Padahal, susu dan makanan yang kami berikan mahal dan bermerek,” ujar Ny Nina yang ditemui saat menunggui anaknya di RS.
Ny Nina bekerja di bank dengan posisi penting. Sedangkan Arif pegawai kantor pajak. Selama ini, keluarga ini mempercayakan pengasuhan putranya di tangan pembantu rumah tangga.
Selain Deva, yang juga diasuh pembantu adalah anak pertama dan kedua, Fitria, 7, dan Rafli, 5. Dua anak ini sakit-sakitan dan susah bergaul di sekolah. Tak hanya itu, mereka juga suka menangis dan sulit makan.
Ny Nina mengaku kurang telaten merawat anak karena terbatasnya waktu di rumah. Sedangkan si pembantu memberikan makanan kepada anak-anak apa adanya. Itu sebabnya tiga anak mengalami gizi buruk.
“Saya berikan uang belanja cukup kepada pembantu. Tapi, anak saya sukanya jajan dan pembantu tidak berani menolak. Dia selalu memberikan makanan yang tidak sehat itu,” lanjut warga Perumahan Sekardangan, Sidoarjo, itu.
Ny Nina menyesali diri. Awalnya, perempuan ini menolak pernyataan dokter bahwa anak-anaknya mengalami gizi buruk. Tapi, setelah dokter membeberkan fakta, ia baru sadar bahwa selama ini anak-anaknya salah asuh. Apalagi, setiap tahun selalu ganti pembantu.
“Setelah Deva pulang dari RS, saya berencana berhenti bekerja dan akan penuh mengasuh anak saya. Saya malu, masak orangtuanya pintar, anak-anaknya kurang gizi dan dua anak saya yang sudah sekolah, saya akui tidak sepintar dan secerdas ayah-ibunya,” cerita Nina.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr Esty Martiana Rachmie mengatakan tuntutan kerja membuat banyak orangtua menyerahkan pengasuhan anak kepada pembantu. Apa yang dialami anak-anak keluarga Arif merupakan satu dari sekian kasus.
“Coba silakan dicek lagi di RS swasta dan besar lainnya. Banyak balita gizi buruk dari keluarga dokter, pengusaha, dan orang-orang berkarir cemerlang,” ungkap dr Esty.
Jumlah balita gizi buruk dari keluarga kaya saat ini meningkat. Perbandingannya bisa mencapai sekitar 40 persen banding 60 persen.
Di RSU Dr Soewandhie, pada Maret 2008, ada 27 balita gizi buruk yang dirawat di RS karena penyakit penyertanya kambuh. Penyakit penyerta ini meliputi diare, demam berdarah, radang paru-paru, dan tidak adanya kemampuan usus menyerap nutrisi.
Banyak penderita gizi buruk dari keluarga berada ini yang tidak terpantau Dinkes. “Mereka yang berasal dari kalangan keluarga miskin, biasanya bisa terdeteksi. Karena mereka terpantau oleh kader-kader posyandu maupun puskesmas setempat,” ujarnya. /SRI HANDI LESTARI